Senin, 07 September 2015

TIGA JURUS IKAN PEMANAH BERBURU MANGSA


Ikan pemanah (Toxotes jaculatrix)

Ikan pemanah (Toxotes jaculatrix) adalah ikan yang terkenal karena kemampuannya untuk "menembak" jatuh mangsanya dengan semprotan air yang kuat bagaikan “jet”. Benar-benar merupakan salah satu keajaiban alam. Namun tidak hanya itu jurus yang dimilikinya untuk berburu mangsanya. 

Ada yang menamakan ikan ini sebagai Ikan Pemanah, Ikan Penyumpit, dan Ikan Penembak.  Dalam bahasa Inggris dinamakan  Banded archerfish dan nama ilmiahnya Toxotes jaculatrix, dari genus Toxotes.  Nama ilmiahnya tersebut mengacu pada dunia perbintangan, yaitu zodiak Sagitarius sang pemanah, karena penggunaan metode yang tidak biasa dari ikan ini dalam menangkap mangsanya. 

Ikan ini tersebar di Asia dan Oceania, yaitu dari India ke timur sampai Philipina, and keselatan sampai Indonesia, Vanuatu, Kepulauan Solomon, Papua Nugini dan bagian utara Australia. Di Indonesia banyak ditemukan di pulau Sumatera dan Jawa (Ujung Kulon).  Umumnya hidup di muara sungai dan hutan bakau. Namun selama hidupnya mereka mampu beradaptasi dan hidup di tiga perairan, yaitu air laut, air payau, dan air tawar.

Ikan pemanah umumnya hanya akan mencapai sekitar 6 inci (15 cm) di akuarium, namun mereka bisa berukuran sekitar dua kali lipat di alam liar. Mereka biasanya berwarna perak atau putih cerah dengan 5-6 (kadang-kadang tujuh) lajur vertikal hitam. Ikan muda memiliki bercak warna kuning yang tidak teratur pada tubuh bagian atas diantara lajur vertikal hitam, yang mungkin membantu mereka untuk berenang bergerombol bersama-sama di perairan berlumpur. Setelah lebih dewasa, bercak menghilang dan lajur hitam semakin pendek, dan akhirnya hanya terlihat di bagian paling atas dari tubuh. Tubuhnya pipih dan agak memanjang, dengan kepala runcing.

Mereka tinggal terutama di rawa-rawa payau berbakau dan menghabiskan waktunya diperairan dangkal untuk mencari makanan. Ikan ini juga bisa berpindah ke sungai dan anak sungai. Setelah dewasa bersifat soliter dan berenang ke laut menuju terumbu karang. Diyakini bahwa hanya juvenil (ikan muda) yang ditemukan di air payau, sementara yang dewasa lebih soliter dan berenang ke terumbu karang untuk berkembang biak, dengan mengeluarkan telur sekitar 20,000-150,000 butir yang diletakkan di terumbu karang. 

Menembak mangsanya 

Ikan pemanah terkenal karena kemampuannya untuk menembak jatuh mangsanya yang berupa serangga dan makhluk kecil yang beristirahat di dedaunan atau akar bakau. Dalam bahasa latin. Toxotes memang berarti "pemanah" atau "sang pemanah". Tubuhnya yang  pipih menyajikan profil yang sempit dari atas, sehingga dia dapat menyelinap mendekati mangsanya. Tanda-tanda hitam-putih tebal menyamarkan mereka di dalam air, tersamar di bawah vegetasi mangrove. 

Ikan pemanah mempunyai mekanisme seperti pistol air dari bawah laut, yang memiliki kemampuan menyemprotkan air yang kuat dan akurat. Dengan lidahnya yang menekan alur di langit-langit mulut, sehingga membentuk formasi seperti tabung yang sempit, dan memaksa air keluar dengan kuat seperti “jet” melalui gerakan menutup insangnya, sehingga air terdorong melesat ke arah mangsanya. Untuk mendapatkan jet air yang baik, moncongnya mencuat keluar dari air, bagian tubuh ikan tetap di bawah air. Dia mengarahkan jet air dengan ujung lidahnya. Pancaran air ini diklaim lebih kuat dibanding enam kali kekuatan ototnya. Oleh karena itu, walaupun moncongnya terkadang dibawah permukaan air, tembakan air ini dapat menerobos badan air, dan karena kecepatannya sehingga membentuk butiran air yang besar. Energi yang sangat besar ini memaksimalkan dampak titik air pada saat menghantam mangsanya. 

Untuk tujuan yang akurat, ikan ini memiliki mata besar yang terletak sangat dekat dengan mulut, yang memberikan penglihatan binokular yang baik. Namun matanya tidak secara otomatis tepat untuk mengatasi pembiasan, oleh karena itu mereka perlu belajar bagaimana untuk mengatasi hal ini. Posisi paling kecil penyimpangannya adalah langsung di bawah mangsa, dan ikan segera belajar bahwa ini adalah posisi yang terbaik untuk melakukan penembakan. Ikan dapat menembakkan air hingga 7 kali berturut-turut, tembakannya dapat mencapai 2-3 m, tetapi tembakan akuratnya hanya sekitar 1-1.5 m. Tembakannya dapat mencapai mangsa dalam waktu 50 milidetik. Ikan kecil dengan panjang 2-3 cm sudah bisa menembak, tetapi tembakannya hanya mencapai 10-20 cm. 

Setelah jet air menjatuhkan mangsa kecilnya, dia akan mencaplok ke dalam mulut besarnya yang memang sudah mengarah keatas. Jika tembakan tidak merobohkan mangsanya, kadang-kadang berat air yang menempel pada sayap yang akan menyebabkan serangga mangsanya kehilangan pegangan dan jatuh.


Menembak atau melompat untuk menangkap mangsanya

Jurus lainnya 

Jurus kedua untuk mendapatkan mangsanya adalah melompat keluar dari air untuk langsung menangkap mangsa, ketika mangsanya cukup dekat. Sebagai penembak jitu, dia tidak selalu mendapatkan buruannya, sehingga jika mangsa berada dalam jangkauannya, ikan lebih memilih untuk melompat keluar dari air dan mencaplok langsung dengan mulutnya. Dia bisa melompat hingga setinggi 30 cm. Ketika lompatannya gagal, mereka kemudian melakukan penembakan. Ikan pemanah biasanya berenang mencari posisi penembakan. Seringkali, beberapa kali penembakan terhadap mangsa yang sama, dan menembak tanpa henti. Ketika mangsa akhirnya jatuh, dia akan segera memangsanya. 

Tetapi ikan pemanah tidak hanya menyantap mangsanya yang berada di atas air dengan cara menembak dan melompat. Jurus ketiganya adalah dia melakukan perburuan langsung terhadap hewan air dan ikan-ikan kecil, sehingga kadang-kadang memaksanya untuk berenang di air yang lebih dalam untuk menangkap mangsanya.

Terlihat dengan corak yang khas dan perilaku yang menarik membuat Ikan Pemanah menarik untuk dipelihara di akuarium. Sehingga tanpa kemampuannya yang aneh untuk menembak mangsanya tersebut, ikan ini tetap menjadi ikan hias yang populer. Namun keberadaannya di alam terancam oleh perusakan mangrove, maupun penangkapan untuk koleksi dan diperdagangkan. Dan sayangnya, mereka belum dapat dipijahkan di dalam penangkaran.

-- (Disusun dari berbagai sumber) --

--Trisno Utomo, pecinta perikanan, kelautan dan lingkungan