Ikan salmon
dewasa siap bermigrasi ke air tawar. Foto : bioweb.uwlax.edu
Air adalah media
sebagai lingkungan hidup untuk ikan. Kita
biasanya
membagi berdasarkan kadar garam atau salinitasnya, yaitu air tawar, air asin
(laut), dan air payau. Sebenarnya, ketiga jenis air tersebut saling terkait dalam banyak cara. Hujan yang jatuh ke sungai
dan danau atau mengalir di tanah adalah berasal
dari air yang menguap dari laut. Sungai dan aliran
air yang mengalir ke laut
bertemu di muara (estuari)
sehingga terjadi percampuran antara air tawar dan air laut, sehingga terbentuk
perairan dengan salinitas sedang, yang disebut air payau.
Salah satu cara terbaik untuk memahami hubungan antara air tawar dan air laut adalah dengan mengkaji ikan jenis
“diadromous”. Ikan
Diadromous , adalah
jenis ikan yang sebagian
besar masa kehidupannya berada dalam
satu jenis air, baik itu
air tawar atau air
laut, namun harus bermigrasi
ke jenis air yang untuk
memijah
(bertelur).
Ikan salmon (Salmo salar), namanya berasal dari istilah Latin "Salio" yang berarti "melompat". Kita telah melihat bagaimana
ikan ini mencoba untuk melintasi
dam/bendungan atau
berjuang kehulu,
agar dapat memahami bagaimana ikan
tersebut mendapatkan nama
itu. Ikan
salmon
digolongkan sebagai ikan “anadromous”, dalam
arti tinggal dan hidupnya adalah di laut, tetapi untuk berkembang biak harus bermigrasi ke air tawar.
Salmon Atlantik
(Salmo salar). Foto : biopix.com
Ada
beberapa ikan lain menghabiskan hidup
mereka dengan cara yang sama, seperti alewife (Alosa
pseudoharengus), Smelt Atlantik (Osmerus mordax), dan striped bass (Morone saxatilis). Pada beberapa waktu dalam setahun, tergantung pada spesiesnya, ikan ini meninggalkan laut terbuka yang
relatif aman dan memulai perjalanan
berbahaya untuk mencari aliran sungai, dimana mereka beberapa tahun sebelumnya
menetas disungai itu. Dalam kasus ikan
salmon, naluri homing (kembali)
ini begitu akut sehingga
mereka harus kembali ke tempat yang tepat dimana dia dulu menetas, setelah empat atau lima tahun hidup di
laut.
Selama hidup di laut, salmon memangsa udang, kepiting dan invertebrata laut lainnya, menyimpan
energinya untuk migrasi yang
panjang dan dengan
berpuasa sementara
di sungai. Sementara sebagian besar salmon mati segera setelah pemijahan, hanya
sekitar 15% kembali ke hilir (laut). Sebelumnya, di Amerika Serikat bagian timur laut, populasi salmon mengalami penurunan tajam karena perusakan habitat
dan polusi di sungai tempat salmon memijah. Sementara mereka belum dapat kembali ke sungai yang telah dikenal sebelumnya, kemajuan yang luar biasa telah dilakukan dengan penebaran benih salmon hasil dari program hatchery ke sungai yang
dipulihkan dari polusi. Pembangunan
"fishways" telah membantu ikan ini sehingga dapat melewati bendungan yang
menghalangi perjalanannya
ke hulu.
Hal
lain yang menarik, adalah
kebalikannya, meskipun tidak
sering diperhatikan, yaitu
ikan sidat Amerika (Anguilla spp). Sidat adalah pemakan
segala dan makan
hampir apapun hidup atau mati. Selama bertahun-tahun para ilmuwan bingung mengenai bagaimana kebiasaan mereka berkembang biak. Karena
yang diketahui adalah
bahwa ikan
betinanya sebagian besar hidupnya di air tawar dan jantannya di perairan payau atau muara. Karena
itu diduga bahwa mereka memijah di laut tetapi sangat
sedikit yang
diketahui.
Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor). Foto : ilovefishing.co.za
Pada awal tahun 1950-an, para ilmuwan menemukan bahwa yang dikenal
sebagai "Leptocephalus"
bukan spesies tersendiri,
melainkan merupakan salah satu tahapan dari larva sidat. Mereka kemudian menelusuri spawning ground (tempat bertelur) ikan sidat dengan
mencari larva yang paling kecil, sampai di perairan yang disebut Laut Sargasso.
Bukti ini
menunjukkan bahwa sidat Amerika dewasa
(berusia antara lima dan dua puluh tahun) bermigrasi ke Laut Sargasso, bertelur
dan mati. Fakta bahwa spent sidat (sidat yang telah
memijah) tidak pernah ditemukan mendukung teori bahwa di Laut Sargasso-lah perhentian terakhir dari kehidupan sidat Amerika. Setelah telur
menetas, Leptocephalus transparan yang mengambang hanyut
bersama Gulf Stream menuju pantai di mana akhirnya mereka berubah menjadi "glass eels" dan elver,
kemudian mulai berenang ke muara
dan lanjut ke danau dan
sungai tergantung pada jenis
kelaminnya.
Sidat
disebut ikan “katadromous” karena perjalanannya dari air tawar ke lautan
dalam untuk
bertelur. Kehidup sidat adalah kebalikan dari kehidupan
salmon. Kedua ikan ini tergantung pada dua perairan, air laut dan air tawar untuk bertahan hidup. Karena
keterlibatan rumit mereka dengan kedua lingkungan, mereka sangat rentan
terhadap perubahan habitat dan polusi. Masih ada beberapa spesies yang terkait dengan kedua jenis air (laut dan
tawar) seperti kedua jenis ikan ini, mereka memberikan pengingat yang sangat baik bagi
kita tentang adanya
saling keterkaitan antara air laut, payau, dan tawar.