Kamis, 31 Desember 2015

Ikan Diadromous : Anadromous dan Katadromous


Ikan salmon dewasa siap bermigrasi ke air tawar. Foto : bioweb.uwlax.edu

Air adalah media sebagai lingkungan hidup untuk ikan. Kita biasanya membagi berdasarkan kadar garam atau salinitasnya, yaitu air tawar, air asin (laut), dan air payau. Sebenarnya, ketiga jenis air tersebut saling terkait dalam banyak cara. Hujan yang jatuh ke sungai dan danau atau mengalir di tanah adalah berasal dari air yang menguap dari laut. Sungai dan aliran air yang mengalir ke laut bertemu di muara (estuari) sehingga terjadi percampuran antara air tawar dan air laut, sehingga terbentuk perairan dengan salinitas sedang, yang disebut air payau.

Salah satu cara terbaik untuk memahami hubungan antara air tawar dan air laut adalah dengan mengkaji ikan jenis “diadromous”. Ikan Diadromous , adalah jenis ikan yang sebagian besar masa kehidupannya berada dalam satu jenis air, baik itu air tawar atau air laut, namun harus bermigrasi ke jenis air yang untuk memijah (bertelur).

Ikan salmon (Salmo salar), namanya berasal dari istilah Latin "Salio" yang berarti "melompat". Kita telah melihat bagaimana ikan ini mencoba untuk melintasi dam/bendungan atau berjuang kehulu, agar dapat memahami bagaimana ikan tersebut mendapatkan nama itu. Ikan salmon digolongkan sebagai ikan “anadromous”, dalam arti tinggal dan hidupnya adalah di laut, tetapi untuk berkembang biak harus bermigrasi ke air tawar.

 Salmon Atlantik (Salmo salar). Foto : biopix.com

Ada beberapa ikan lain menghabiskan hidup mereka dengan cara yang sama, seperti alewife (Alosa pseudoharengus), Smelt Atlantik (Osmerus mordax), dan striped bass (Morone saxatilis). Pada beberapa waktu dalam setahun, tergantung pada spesiesnya, ikan ini meninggalkan laut terbuka yang relatif aman dan memulai perjalanan berbahaya untuk mencari aliran sungai, dimana mereka beberapa tahun sebelumnya menetas disungai itu. Dalam kasus ikan salmon, naluri homing (kembali) ini begitu akut sehingga mereka harus kembali ke tempat yang tepat dimana dia dulu menetas, setelah empat atau lima tahun hidup di laut.

Selama hidup di laut, salmon memangsa udang, kepiting dan invertebrata laut lainnya, menyimpan energinya untuk migrasi yang panjang dan dengan berpuasa sementara di sungai. Sementara sebagian besar salmon mati segera setelah pemijahan, hanya sekitar 15% kembali ke hilir (laut). Sebelumnya, di Amerika Serikat bagian timur laut, populasi salmon mengalami penurunan tajam karena perusakan habitat dan polusi di sungai tempat salmon memijah. Sementara mereka belum dapat kembali ke sungai yang telah dikenal sebelumnya, kemajuan yang luar biasa telah dilakukan dengan penebaran benih salmon hasil dari program hatchery ke sungai yang dipulihkan dari polusi. Pembangunan "fishways" telah membantu ikan ini sehingga dapat melewati bendungan yang menghalangi perjalanannya ke hulu.

Hal lain yang menarik, adalah kebalikannya, meskipun tidak sering diperhatikan, yaitu ikan sidat Amerika (Anguilla spp). Sidat adalah pemakan segala dan makan hampir apapun hidup atau mati. Selama bertahun-tahun para ilmuwan bingung mengenai bagaimana kebiasaan mereka berkembang biak. Karena yang diketahui adalah bahwa ikan betinanya sebagian besar hidupnya di air tawar dan jantannya di perairan payau atau muara. Karena itu diduga bahwa mereka memijah di laut tetapi sangat sedikit yang diketahui.
Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor). Foto : ilovefishing.co.za

Pada awal tahun 1950-an, para ilmuwan menemukan bahwa yang dikenal sebagai "Leptocephalus" bukan spesies tersendiri, melainkan merupakan salah satu tahapan dari larva sidat. Mereka kemudian menelusuri spawning ground (tempat bertelur) ikan sidat dengan mencari larva yang paling kecil, sampai di perairan yang disebut Laut Sargasso. Bukti ini menunjukkan bahwa sidat Amerika dewasa (berusia antara lima dan dua puluh tahun) bermigrasi ke Laut Sargasso, bertelur dan mati. Fakta bahwa spent sidat (sidat yang telah memijah) tidak pernah ditemukan mendukung teori bahwa di Laut Sargasso-lah perhentian terakhir dari kehidupan sidat Amerika. Setelah telur menetas, Leptocephalus transparan yang mengambang hanyut bersama Gulf Stream menuju pantai di mana akhirnya mereka berubah menjadi "glass eels" dan elver, kemudian mulai berenang ke muara dan lanjut ke danau dan sungai tergantung pada jenis kelaminnya.

Sidat disebut ikan katadromous karena perjalanannya dari air tawar ke lautan dalam untuk bertelur. Kehidup sidat adalah kebalikan dari kehidupan salmon. Kedua ikan ini tergantung pada dua perairan, air laut dan air tawar untuk bertahan hidup. Karena keterlibatan rumit mereka dengan kedua lingkungan, mereka sangat rentan terhadap perubahan habitat dan polusi. Masih ada beberapa spesies yang terkait dengan kedua jenis air (laut dan tawar) seperti kedua jenis ikan ini, mereka memberikan pengingat yang sangat baik bagi kita tentang adanya saling keterkaitan antara air laut, payau, dan tawar.

Sumber : http://www.gma.org/tidings/anacata.html

4 komentar: